HIKMAH RENUNGAN: RENUNGAN :

Jumat, 06 Februari 2009

RENUNGAN :



RENUNGAN

KISAH MISTERI UMUR MANUSIA

Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi. Tuhan berkata kepada sang Sapi : “Hari ini kuciptakan kau sebagai sapi, engkau harus pergi ke padang rumput. Kau harus bekerja dibawah terik matahari sepanjang hari. Kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun”. Sang Sapi keberatan : “Kehidupanku akan sangat berat selama 50 tahun. Kiranya 20 tahun cukuplah buatku. Ku kembalikan kepada-Mu yang 30 tahun”. Maka setujulah Tuhan.
Di hari kedua, Tuhan menciptakan monyet : “Hai monyet, hiburlah manusia. Aku berikan kau umur 20 tahun!” Sang monyet menjawab : “What? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa? 10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun pada-Mu”. Maka setujulah Tuhan.
Di hari ketiga, Tuhan menciptakan anjing : “Apa yang harus kau lakukan adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat kau harus menggonggongnya. Untuk itu Kuberikan hidupmu selama 20 tahun”. Sang anjing menolak : “Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun? No Way!! Kukembalikan 10 tahun pada-Mu”. Maka setujulah Tuhan.
Di hari ke empat, Tuhan menciptakan manusia. Sabda Tuhan : “Tugasmu adalah makan, tidur dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan menikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun!”. Sang manusia keberatan, katanya : “Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek Tuhan. Let’s make a deal. Karena sapi mengembalikan 30 tahun usianya, lalu anjing mengembalikan 10 tahun dan monyet mengembalikan 10 tahun usianya pada-Mu, berikanlah semuanya itu padaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun. Setuju?”. Maka Setujulah Tuhan.
AKIBATNYA……
Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan kita makan, tidur dan bersenang-senang. 30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi, kita harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang keluarga kita. 10 tahun kemudian kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa dengan berperan seperti monyet yang menghibur. Dan 10 tahun berikutnya kita tinggal dirumah, duduk didepan pintu dan menggonggong kepada orang yang lewat.


KATEGORI MANUSIA DI AKHIRAT

Al-Ghozali membagi manusia kedalam 4 kategori :
1. Orang-orang yang Binasa (Al-Halikun), yaitu mereka yang menyembah dunia, mengingkari Tuhan dan Nabi-Nabi-Nya, dan yang akan tinggal selama-lamanya di Neraka, seperti: Orang-orang kafir, setan, iblis, dll.
2. Orang-orang yang dihukum (Al-Muadzdzabun), yaitu mereka yang memiliki dasar iman namun gagal mengamalkannya, mereka akan tinggal di Neraka hingga para Nabi mengutus wakil-wakil untuk memberi syafaat (pertolongan) kepada kaum mereka masing-masing.
3. Orang-orang yang diselamatkan (An-Najun), yaitu mereka yang memiliki amal baik dan amal buruk yang dapat dijadikan alasan untuk menuntut pertanggung jawabannya dari mereka, seperti orang gila, anak-anak yang kafir dan mereka yang tak pernah mendengar seruan para Nabi. Mereka akan tinggal di Al-‘Araf (tempat tinggi diantara syurga dan Neraka).
4. Orang-orang yang Berjaya (Al-Faizun), yaitu golongan kanan (ashabul yamin) yang dipuji oleh al-Qur’an (Al-Waqi’ah 56:8) dan yang memperoleh tempat tinggal di Syurga. Di dalamnya termasuk kelompok terpilih yakni orang-orang yang didekatkan (Al-Muqorrobun) dan beroleh nikmat bisa melihat Tuhan.


KATEGORI MANUSIA DI DUNIA

Manusia dibagi kedalam 3 golongan :
1. Orang yang sibuk dengan dunia, yaitu orang yang tidak akan mengingat mati, kalaupun dia mengingatnya, itu dilakukan sambil meratapi dunianya dan mencaci maut itu. Bagi orang seperti itu, ingatan akan maut hanya akan semakin menjauhkan dia dari Tuhannya.
2. Orang yang bertaubat, yaitu orang yang sering kali mengingat mati sehingga rasa takut dan gentar mungkin sekali timbul dalam hatinya dan dengan demikian menyempurnakan tobatnya. Boleh jadi dia merasa khawatir bahwa maut akan menjemput sebelum tobatnya sempurna dan bekalnya untuk kehidupan akhirat belum cukup. Cirri khas orang yang bertaubat adalah persiapannya yang terus menerus untuk hal itu dan sikapnya untuk mengurangi perhatian kepada hal-hal yang lain.
3. Orang yang ‘arif, yaitu orang yang senantiasa mengingat maut sebab baginya kematian adalah saat berbahagia bersama kekasihnya. Biasanya orang seperti ini menganggap maut merayap lambat dan dia merasa bergembira dengan kedatangannya karena dengan itu dia bisa meninggalkan dunia untuk kemudian berada dihadirat Tuhan Semesta Alam.



PEMBAGIAN MANUSIA DI YAUMIL MIZAN

Manusia akan terbagi menjadi 3 kelompok setelah mempertanggung jawabkan amal perbuatannya di yaumil mizan (timbangan/ neraca) :
1. Kelompok orang yang sama sekali tidak memiliki amal baik. Dalam kasus mereka, akan muncul satu makhluk hitam dari Neraka, yang akan menyambar mereka seperti seekor burung mematuk biji-bijian, lalu mencengkram mereka kedalam Neraka dan melemparkannya, yang siap menelan mereka, sebuah suara akan berseru kepada mereka : “Rasakanlah kesengsaraan yang abadi”.
2. Kelompok orang yang sama sekali tidak mempunyai amal buruk. Kepada mereka akan diserukan: “Hendaklah orang yang selalu memuji Allah dalam setiap keadaan, bangkit”. Merekapun bangkit lalu bersegera menuju Syurga. Kemudian hal yang sama akan dilakukan kepada orang-orang yang biasa bangun malam, setelah itu, orang-orang yang tidak disibukkan oleh perdagangan jual-beli duniawi (An-Nur 24:37) dan tidak lalai dari mengingat Allah swt. Sebuah suara berseru : “Berbahagialah dengan kebahagiaan yang abadi”.
3. Kelompok yang terbanyak, tetap tinggal. Ini dikarenakan mereka telah mempercampur adukkan amal baik dengan amal buruk. Terkadang mereka tidak menyadari akan hal itu, namun sesungguhnya tidak tersembunyi bagi Allah siapa diantara mereka yang amal baik atau amal buruknya lebih besar. Allah membeberkan semua itu kepada mereka untuk menjelaskan kemurahan-Nya dalam memberi maaf dan keadilan-Nya dalam menjatuhkan hukuman. Lalu, buku catatan amal yang berisi amal-amal aik maupun buruk dipampangkan dan neraca (timbangan)-pun ditegakkan sehingga semua mata menatap keatas memandang buku-buku tersebut. Akankah buku-buku itu jatuh disebelah kiri atau kanan? Lalu mereka menatap le arah daun neraca itu sendiri. Apakah ia condong kesisi keburukan amal-amal atau ke sisi kebaikan? Inilah keadaan menakutkan yang membelenggu akal semua makhluk.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar